Wednesday, September 9, 2009

The So-Called Blog Marathon

Hari ini saya tertawa, menangis, terdiam, lalu tertawa lagi.

Dan saya tidak tahu bagaimana saya akan berakhir malam pagi ini.

Dua malam terakhir saya membaca blog teman2 saya. Beberapa sudah inaktif dan siap R.I.P, beberapa masih segar bugar layaknya remaja baru dapat pacar.

Masing-masing mencerminkan plot yang berbeda. Ada yang sedih, lucu, suicidal, happy, mulai dari terang gulita hingga gelap benderang, semua tipe alur saya dapatkan hingga malam ini.

Semuanya mencerminkan hal yang sama: SAYA.

SAYA SAYA SAYA SAYA.


 

Ego has a voracious appetite, the more you feed it, the hungrier it gets.

Itu yang dulu membuat saya berhenti nge-blog. Saya muak melihat diri sendiri dalam rancah maya, dan sebal melihat ego yang super besar memacu sisi sanguin untuk berlomba-lomba mendapatkan komentar paling mutakhir


 

"eh eh liat blog gw ya, kasi komen"

................................

Kembali ke blog-blog teman-teman saya..

Jam-jam pertama saya terkikik, lalu terusik, dan kejenuhan dimulai..tapi saya tetap membaca.

Sekarang sudah 28 jam berlalu sejak saya pertama membaca blog dalam blog marathon kali ini, yang notabene adalah blog kakak saya.

Dan terakhir saya membaca blog milik seorang teman yang wajahnya cuma saya kenal lewat YM, FB, dan Plurk , itupun nyaris selalu ketutup objek lain (entah hape, rambut, atau meja)

Dengan sangat heran, saya bingung bagaimana sebuah blog, yang begitu banyak bercerita tentang diri mereka sendiri, bisa membuat saya tidak...muak

Seperti dulu saya muak melihat blog saya sendiri.


 

Blog-blog yang saya baca dua malam ini, punya kesamaan yang sanggup membuat saya bertahan membaca, hingga 2 dinihari.

They're so, real.

Mungkin itu yang saya cari. Kejujuran dalam bercerita. Dan Tuhan dan saya sama-sama tahu, sudah 7 tahun saya kehilangan kejujuran itu.


 

In the beginning.